tanggal 9 bulan 9 tahun 2010
mendemonstrasikan ritual pertama kali untuk putraku.
calon pria dewasa pengayom istri dan keturunan keturunannya kelak.
pemuja keagungan Allah SWT maha pemberi hidup,
-. Menghidupkan
-. Kehidupan
-. Penghidupan
-. ... hidup ... dan
H.I.D.U.P
buat dia,
juga orang orang yang dicintainya.
yang dibencinya.
tak dia kenal atau mungkin dia tidak mengurus juga aku tak peduli.
lelaki ini,
putraku itu,
adalah tanggungan pertama, selain diri sendiri.
nyawa pertama, yang disandarkan di punggungku,
ku emban entah sampai kapan ...
... bukan sekedar disayang sayang sampai lupa diri sendiri, meskipun sempat aku berfikiran demikian ....
lebih pada kepercayaan dan hakikatnya orang hidup.
senang sekali Dia mempercayai aku sembari menyertakan aku yang sudah lulus tingkat satu.
akhirnya aku dititipi.
diamanahi.
batas ujian pada diri sendiri sudah terlewat,
kini waktunya belajar dan memperhatikan nyawa lain, bukan aku.
mm,
aku tidak munafik sehingga tidak mengakui bahwa aku mencintainya.
menyayangi dia.
itu betul.
bukan justifikasi pembenaran sebenarnya,
justru aku merasa salah.
tak ada yang pantas dicintai selain Allah SWT dan Muhammad Rosul-Nya.
tapi namanya manusia toh wajar saja kalau jadi tempat sampah.
salah dan masalah.
wadahnya ya kita kan,
.... manusia...
mahluk paling sempurna yang tidak sempurna.
kembali pada dia dan Dia.
tak peduli anggapanmu atau siapa saja wahai manusia,
aku cuma berharap.
ritual ini menjadi prosesi yang mendewasakan aku dan dia dimataNya.
'sesajen' murahan yang ditempeli banyak harap,
semoga Allah semakin mencintaiku.
semoga Allah tau aku mensyukuri.
semoga Allah tau aku bersedekah untukNya.
semoga Allah tau aku ikhlas Lilahita'alla.
etc.
('tau' ku coret karena tulisan itu terlalu konyol bagi kita dan Dia.)
(hanya simbol pamer bagi pembaca dan aku yang menulis)
Aku mencintaiNya dan aku melakukan ini untuk membuktikan padaNya.
rasa sayangku. persembahkan untukMu.
trima kasih telah percaya aku layak naik tingkat dan menjadi sandaran ujian selain nyawa aku.
" Duhai kekasih hati yang hakiki,
sudilah Sabtu Pahing ini menjadi saksi cintaku untukMu.
aku mau itu saja sudah lebih dari cukup.
////......====++++++++~~~~~~////////////////,, ..// >>>.....
sekedarnya...
prosesi murahan bubur merah putih dengan santan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri komentar jika tidak keberatan :