Jumat, 22 Oktober 2010

Hidup Tak Pernah Sama


Cenderungmu memberi segala tanpa diminta
Lakon lakon itu sudah cantik.
Sudah gagah.

Sudah miskin, sudah melarat.
Sudah ditaksir banyak orang, sudah dapat warisan.
Sudah susah.
Sudah bahagia.

Sudah dibekali silat atau kungfu.
Sudah terbiasa kepepet dan terjerumus dalam arus sesat.

Tetapi tidak pernah susah lakon itu berperan,
Cukup dua jam saja dan semua kembali baik baik saja.
Mereka sukses berkelana.
Menjauh dari malapetaka,
Menyelamatkan dirinya bahkan seluruh dunia dengan segala yang kau cukupkan.

Cenderungmu menasbihkan judul atas sesuatu.
Sudah pasti alurnya tak bisu.
Sudah bicara.
Tidak buta arah.
Sudah kelihatan dari awal judul itu dibaca,
Sudah bertema di awal mula.

Ah, prediksi akhir tak pernah lebih dari dua atau tiga opsi.
.... kalau lakonnya ga mati, ya musuhnya yang mati.
.... kalau ga ada yang mati, artinya sekuel akan ada lagi.
.... kalau lakon dan musuh mati, ya sudah, tamat.

Tapi hidup tak selevel dengan film kacangan buatanmu.
Yang kau prediksi,
Yang kau juduli,
Yang kau tema kan,
Yang kau bentuk dan lengkapi tanpa usaha ekstra.



Aku tak cantik dan kaya.
Kurus kerempeng,
tohku besar pula di muka.
Aku juga tak bisa silat apalagi kungfu.
Sering kesulitan membungkam mulut mulut tak beradab yang mencemoohku.
Sering hanya bisa pasrah.
Sering larut dalam suasana.
Sering salah pilih jalan dan terus terusan di rundnung masalah.
Dan yang paling sering,
Aku Menangis di ujung jalan sambil terus membayangkan ucapan ucapan laknat itu.

Seolah masalah berputar tanpa ujung.
Tanpa judul.
Tanpa tema.
Semua membaur. Semakin kompleks. Semakin mendera.


Kau kira itu mudah hey sutradara?
Hidupku tak berjudul bahkan tak ada temanya.
Semua gambyar dan berupa rupa.
Kadang mengalir kekiri, ke kanan.
Dri hulu menuju hilir,
Dari hilir ke hulu juga pernah.
Hidup tak pernah konsisten!
tak pernah tepat dengan jadwal.

 Tak jera meski sudah sering disumpah serapah.
Hidup itu tipuan bermuka jutaan yang tak pernah sama!
Munafik!!
Tampaknya saja sama.



Diawali dari Pagi, siang, sore, dan berujung malam.

Seolah semua serupa,

Bermula di hari Senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu, berakhir minggu.

Seolah rutin,

Berangkat pagi pagi sekolah, pulang, makan, tidur, belajar, nonton tivi, mandi, tidur.

Seolah monoton.

seperti film yang berjudul dan bertema.

Tapi itu seolah...,

Tapi hidup tak akan pernah sama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentar jika tidak keberatan :