Selasa, 19 Oktober 2010

Terbakar Cemburu



Jangan tanya kabarku.
Aku tetap baik baik saja meski kau tak tanya.

Yang harus kau tau, bukan tanpa sebab aku berdiri disini.
Menggantungkan semua tanya yang berjejal sedemikan rupa.
berlomba lomba untuk meronta
harus kau dengar!
Harus kau jawab!


ada apa dengan dia dan dirimu.
mengapa masih ada sesuatu yang tak kuyakini  disini.

... di hatiku.

aku bukan benda mati!
aku bisa melihat meski tanpa mata.
bisa menyentuh tanpa kulit.
aku punya hati.
ada rasa yang bercokol disana.
kau yang tanam sendiri.
kau yang sirami.
juga kau yang rawat hingga sehat dan menjadi cantik begini.

tiba tiba kau cerabut paksa akarnya.
sudah berbunga merah meriah mewarnakan hampa,
tiba tiba kau ambil paksa.

kau serahkan pada dia.
wanitamu yang lain di ujung sana.

Heh, ayo jawab!

jangan cuma diam menggenggam dusta dalam mulutmu.
Keluarkan!
aku sudah muak!!
bisa bisa rusak semua bersisa porak poranda kalau ku biarkan.

kau anggap aku ini apa??
rumah singgah??!!
bisa datang dan pergi kapan saja, begitu??



Heh, ayo jawab!


aku disini bukan untuk buang waktu.
bukan untuk buang uang.
tapi kau yang harus buang topengmu!

aku menuntutmu mengembalikan hakku.
hatiku seperti dulu.
sedia kala sebelum kau memberinya bibit,
menyiraminya,
merawatnya hingga jadi cantik.

Huh, tapi ternyata...
Huh, cantik murahan!

iya, memang murahan.

tapi wanita yang diujung sana itu obralan!!

 Makan saja tu tai!

Sudah,
aku pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentar jika tidak keberatan :