Senja di perbatasan kata kata.
aku bertanya.
diam saja sih sebenarnya...
tak ada yang jawab memang begitu biasanya.
kamu tapi pasti merasa.
seharusnya begitu lumrah.
normal...
kerinduan memberatkan hatiku
buat mata terus terjaga, tak bisa tidur.
samakah nasibmu disana?
entah,
aku tak bisa telpon.
malu dan gengsi jadi satu.
tetapi rapuh mendominasi hingga 80%.
ketakutan akan jatuh kelewat dalam ke dalam lubang.
terlalu mencintai kamu...
seperti dulu mencintai dia...
lampu kamar sudah kumatikan.
saatnya menenggelamkan rajuk manja diri sendiri.
menghiburnya..
sendirian kadang lebih aman.
tanpa harapan..
meski pedih dan sedih karena terus saja mengagumimu.
Sayang...
jika mesin cuci ini nanti mati,
dan aku tak tau lagi bisa apa,
.... siap siap.
aku coba rebah dan meredam hati dengan dingin.
"mungkin dia bukan yang terbaik..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri komentar jika tidak keberatan :