Sempurna tak pernah berhubungan dengan waktu.
Indah tak pernah terlacak dari sebab.
Tuhan yang mengacak acak dunia fana dan menjadikan panggung sandiwara sebagai bala uji coba manusia.
semua itu pasti.
kau tau dan aku tau.
tetapi kita,
juga pasti sibuk mereka.
berusaha dengan taktik yang cerdik,
agar hal yang pasti itu bisa indah.
bisa sempurna.
seperti yang kita sering bicara di malam malam buta.
berawal kata 'andai . . .
padahal dalam setiap moment klasik,
dimana Adam dan Hawa berdurhaka pada yang maha kuasa,
Tuhan juga sudah tau itu.
Tuhan tau titik awal hingga finish kisah itu.
kisah klasik untuk masa depan, kata sheila.
tapi aku berkata,
kisah klasik mungkin akan berhubungan dengan masa depan.
mungkin juga tak berhubungan sama sekali dengan apa yang temaram di depan.
seperti kita.
sempurnanya kita saat ini sangat terasa.
indahnya kita,
senangnya kita,
bahagianya kita.
tetapi,
aku tak mau bertanding dengan waktu.
aku tak bisa berjanji apa apa.
kisah kita sempurna,
sekarang.
Jangan tanya kabarku.
Aku tetap baik baik saja meski kau tak tanya.
Yang harus kau tau, bukan tanpa sebab aku berdiri disini.
Menggantungkan semua tanya yang berjejal sedemikan rupa.
berlomba lomba untuk meronta
harus kau dengar!
Harus kau jawab!
ada apa dengan dia dan dirimu.
mengapa masih ada sesuatu yang tak kuyakini disini.
... di hatiku.
aku bukan benda mati!
aku bisa melihat meski tanpa mata.
bisa menyentuh tanpa kulit.
aku punya hati.
ada rasa yang bercokol disana.
kau yang tanam sendiri.
kau yang sirami.
juga kau yang rawat hingga sehat dan menjadi cantik begini.
tiba tiba kau cerabut paksa akarnya.
sudah berbunga merah meriah mewarnakan hampa,
tiba tiba kau ambil paksa.
kau serahkan pada dia.
wanitamu yang lain di ujung sana.
Heh, ayo jawab!
jangan cuma diam menggenggam dusta dalam mulutmu.
Keluarkan!
aku sudah muak!!
bisa bisa rusak semua bersisa porak poranda kalau ku biarkan.
kau anggap aku ini apa??
rumah singgah??!!
bisa datang dan pergi kapan saja, begitu??
Heh, ayo jawab!
aku disini bukan untuk buang waktu.
bukan untuk buang uang.
tapi kau yang harus buang topengmu!
aku menuntutmu mengembalikan hakku.
hatiku seperti dulu.
sedia kala sebelum kau memberinya bibit,
menyiraminya,
merawatnya hingga jadi cantik.
paduan terpadu
mengarah pada satu titik
berjalan kesana
tak ada utara selatan atau timur barat
yang ada hanya kesana
panutannya cuma, ayo kesana.
kanan kiri sudah lenyap
entah sejak kapan banyak arah dan istilah jadi hilang
yang mereka ikuti
macam bebek bernyanyi wek wek wek
sayup sayup aku mendengar begitu.
ku turut saja nadanya sebisaku.
meski tak pernah jelas terdengar,
apalagi artinya ku tak pernah tau.
juga tak diberi tau.
mengikuti yang terbesar yang mengayomi
menyederhanakan mereka menjadi satu baris meniti sungai.
kesenangan terpancar
kesombongan pun memancar.
JELAS!!!
bagi mereka,
bagi kami,
..... kecuali aku sendiri,
posisi ini,
titian ini adalah yang paling benar, bukan?!
kalo macam macam gak bakal slamet.
karena selain titian ini.
yang lain Salah!
Ini yang Benar!
WOIIII!!! Aturan Siapa Itu???!!!
bukannya juga bebek??
cuma beda ukuran dan besar mulutnya saja!
lalu kenapa itu dianggap benar??
apakah panutan cuma kata lain dari ukuran?
apakah tujuan ditentukan oleh si mulut paling besar?
kiri kanan di hilangkan karena utusan dari yang paling depan??
umurku baru sehari.
yang didepan memang sudah ratusan hari dan tak mati mati.
istilahnya pengalaman lebih banyak lah,
... aku dan kalian tau tak ada yang tau,
paling banyak pengalaman salah atau benar,
dan apa sumber pengalamannya pun benar,
dan cikal bakal panutan si bebek besar itu apa juga benar.
-_____-' capek mikir ini sendiri tanpa ada yang berkontribusi.
lalu,
lalu bagaimana dengan aku???
aku sangat kecil.
bahkan tak berimbang dengan teman temanku yang lain.
ibu bilang aku kuntet.
tak bisa jadi standart apalagi yang terdepan.
warnaku sudah aslinya tidak cantik.
mulutku cacat entah mengapa,
mungkin efek indukku saat mengandung ngrasani bebek lain.
tetapi sungguh,
sekalipun aku adanya begini,
aku juga ingin bisa tinggi dan besar seperti kalian.
aku juga ingin bisa ada di posisi terdepan.
jangan matikan mimpiku.
biarkanlah aku berdo'a.
jangan cemooh harapan hidupku.
aku cuma ingin bisa sejenak di depan.
sekali saja biar hanya semenit.
hanya sejenak.
kuhidupkan lagi kiri, kanan, utara, selatan, timur, barat
berzig zag ria mengaliri titian yang belum pernah.
melawan arus.
silahkan kalau mau ikut,
kalau tidak juga bukan masalah.
tak ada yang salah.
tak ada yang benar.
having fun saja.
mainan air nikmati pancuran dan berarung jeram.
setelah petuah itu ku sampaikan,
jangan pernah anggap aku yang terdepan.
kita cuma bebek standart.
sestandart bebek binatang bukan bebek motor
silahkan,
kalian sudah ku bebaskan.
Wek wek wek
aku masih bernyanyi bersamamu
keras, fasih, lantang.
mengikuti nyanyian standart bebek wek wek wek.
Ingin kumemberi sesuatu
mengecupmu di tiap malam biru
sendirian saja...
cuma kamu dan aku.
Aku cuma repot untuk datang
karena memang aku hanya mau ada disitu saat malam.
memandang kekasihku,
menikmati cinta yang berebutan keluar dari panca indranya.
wajahnya beruas ruas.
banyak ruang kokoh dan pilu bercikal bakal dari sana
jejak hidupnya mungkin..,
atau bisa jadi efek negatif pendengar yang baik.
bukankah setiap masalah yang menerpa...
entah milikmu atau siapa saja,
tetapi kau juga larut disitu,
kedalamnya,
itu pun akan menjadi jejakmu.
derita atau kesukaanmu.
entahlah,
itu juga bukan hal yang penting sekarang.
aku cuma ingin datang kesana dan ada saat malam.
menemanimu di loteng rumah sambil menikmati yang ada disana
kekasihku,
sedang menelpon kekasihnya.
sedikit bicara,
banyak terdiam.
ingin aku menikmati pesona itu
sungguh, mungkin adalah salah satu cita citaku.
aku cuma mau tau.
menikmati kamu.
diam diam juga tentunya,
agar suasana dan aroma yang sering kau transfer via hape itu tidak sirna.
agar tetap sama.
satu lagi inginku bila aku bisa ada disana.
khususnya untuk malam ini,
karena sudah persis sama dengan hari ini.
12 mawar ku titipkan pada malam.
ku tebarkan diatasmu saat kebetulan kau melihat langit dan mencari rasi favorit.
saat tanganmu terpaku dengan hape,
kau diam mendengarkan,
lalu kau bilang,
"Sayangku, sekarang bukan ada bintang jatuh,
tapi ada banyak mawar merah jatuh diatasku."
tenang,
sudah kuiris habis durinya.
ku tak kan biarkan kau luka.
bergemuruh dalam hampa,
tak mudah tersapu.
bibirnya selalu menutup.
tak lepas asal bicara.
Wanita,
mendewakan perasaan.
mengagungkan kesetiaan.
haus perlindungan.
butuh cinta dan kasih manja.
... bimbingan.
meskipun tampak indah di pelupuk mata,
menenangkan anak anaknya,
menyenangkan hati rekan dan keluarganya,
menggairahkan suaminya,
tetapi kami pun hanya,
..... hanya wanita.
wanita dicipta,
bukan untuk berkuasa.
wanita dicipta,
bukan untuk menjadi imam suami dan anak anaknya.
karena ia peka...
telinganya mudah rapuh mendengar pujian.
matanya layu oleh keindahan.
jiwanya mudah runtuh...,
ketika cinta menggoda ia akan mudah ternoda.
takdir memutuskan bahwa dia hanya perhiasan.
bidadari penghias siang dan malam.
penebar kasih, pemanis hidup.
pengasuh terbaik bagi benih benih yang ditanam dalam rahimnya.
wajahnya lembut meneduhkan.
tatapannya hangat menenangkan.
sentuhannya begitu nyaman.
meski badai merapuhkan hatinya,
ia tetap berlaku anggun.
meski terluka dalam perasaan,
senyumnya tetap mengembang.
meski kehidupan kerap mengkhianati setianya,
disembunyikan selalu tangisnya.
lemahnya.
patah hatinya.
pedih dan pilu yang menodai perasaannya.
sejenak dia berhenti.
mencoba mencari celah hikmah dari fana hidup ini.
.... pernah sesal itu datang.
diekori sakit hati.
dendam.
amarah.
ingin luapkan segala kepenatannya.
Ah, terkadang hidup memang tak selalu adil bagi wanita.
tetapi ia tau,
dia tetap harus berjalan.
Ia yakin,
waktu akan melibas segala rasa manusia.
begitu juga kisah kelunya.
dengan tenang,
dirapikannya lagi masa lalu.
ditelannya lagi pil pil pahit itu.
tanpa penopang yang menuntun lajunya,
wanita mulai berjalan.
dia akan mencoba mencari cara,
terus mencari cara...
agar titipan Tuhan yang diembannya,
terselamatkan dari sesatnya perjalanan.
itulah wanita.
lantas,
apa layak wanita dianggap lemah??
tidak!
....... tanpa memungkiri batsanya,
wanita adalah peran terhebat dalam sandiwara Tuhan.
Aku menepi.
memanjatkan do'a yang tulus .. dan tak pernah seperti ini sebelumnya.
Tuhanku Maha Mendengar.
aku meminta ... agar dilebihkan cobaan dan ujian padaku
agar aku tau..
aku memang membutuhkan Engkau Ya Alah.
hati muaranya perasaan/ berganti rasa tiap waktu/ memburu hingga memar dan membiru/ ada lukanya/ masih basah/ aku tak bisa lihat/ hanya merasakan// sejak kau dekati/ benteng itu menyusun sendiri/ otomatis// semakin mencintai/ semakin tinggi/ semakin berharap/ aku ketakutan// ya sudah/ izinkan aku menikmati// sering berpikir lebih baik mati/ membunuh hati setega teganya/ pertemuan ini terlalu tinggi buatku// kalo bisa aku tutup// resiko aku bangkrut lebih besar/ aku membencimu dalam hati// menyesal// mungkin aku sudah tau/ jawabannya pernah ada yang bilang/ tak pantas dicintai//
Aku kerap hilang.
tersesat dan terombang ambing dalam arah yang salah.
menumpangi perahu yang bocor dan perlahan mulai tenggelam.
menepis dahan dan daun daun yang beterbangan menyaput wajah..,
aku kira itu dulu anugerah.
kapal bocor atau sampan ternyata sama saja.
aku tak menyadari ini bocor.. dan aku sedang tenggelam dalam tidur.
Rasa itu hinggap.., tertanam.., tumbuh..., terkembang...,
menjalari sisi sisi
mengumpul di sudut sudut
berbunga,
seperti anggrek yang merayapi tembok lapang
akarnya menjulur
cantik sekali!
entah apa ada baunya
yang pasti hati jadi ada warnanya